KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memberikan pelajaran berharga bagi dunia pendidikan Indonesia bahwa peran guru tetap tidak tergantikan dengan teknologi, namun guru yang tidak mau akrab dengan teknologi, akan mudah tergantikan.
"Pandemi ini juga menyadarkan kita agar terus adaptif terhadap perubahan, dan mau belajar dalam situasi apa pun sehingga pendidikan dapat terus berjalan dengan baik," tegas Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Prof. Unifah Rosyidi.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PGRI dalam penbukaan seri webinar dan workshop pada Hari Pendidikan Nasional (2/5/2020) dan akan berakhir pada 20 Mei 2020 Hari Kebangkitan Nasional.
"Pilihan waktu ini mengandung pesan penting bagi kita semua, meski sebagai bangsa tengah di dera Covid-19, tetapi tidak sedikitpun menyurutkan kita untuk terus belajar, berikhtiar, terbuka, beradaptasi dengan perubahan,dan tetap bersemangat mempelajari hal-hal baru," ujar Prof. Unifah Rosyidi kembali menegaskan.
Baca juga: Kisah Getir dari Guru Kunjung pada Hari Pendidikan Nasional Kita
Dari cetak biru hingga tata kelola
Dalam kesempatan tersebut PGRI mengharapkan agar pendidikan di Indonesia segera memiliki cetak biru pendidikan nasional dengan dilandasi penekanan bahwa pendidikan sebagai upaya mempersiapkan peserta didik sebagai warga global.
"Selain itu, dalam pendidikan di Indonesia, perlu ditanamkan pula pemahaman tentang kultur keindonesiaan, keberagaman, sehingga peserta didik tumbuh menjadi warganegara yang baik dan produktif," tambah Prof. Unifah.
Sebagai mitra strategis, ia menyampaikan pihaknya akan tetap fokus pada peningkatan kualitas, perhatian pada peningkatan kesejahteraan, dan melindungi para pendidik dalam menjalankan profesinya di dunia pendidikan.
"PGRI mengharapkan agar Pemerintah terus memperhatikan tata kelola guru terutama dalam hal kekurangan guru yang terjadi hampir di semua daerah, dan segera menyelesaikan pengangkatan guru honorer K2 yang telah lulus PPPK tahun 2019 mengingat usia dan pengabdian mereka yang begitu panjang bagi dunia pendidikan di tanah air," ujarnya.
Momentum bergerak bersama
Di sisi lain, menyampaikan dunia Pendidikan di Indonesia akan memasuki keadaan "new normal" di mana kebiasaan lama dalam melaksanakan pendidikan tidak bisa menjadi patokan, karena perubahan dunia yang begitu cepat.
Maka, didorong tanggung jawab, komitmen, dedikasi sebagai guru, dosen sebagai pendidik bekerja sama dengan orangtua dan pemerintah pemerintah daerah berusaha mencari jalan keluar.
Teknologi pembelajaran yang semula dirasakan sulit, kini kita belajar bersama mengakrabinya. Menurutnya, dengan teknologi kita dapat berinovasi dengan beragam cara.
"Demikian pula kawan-kawan guru dan siswa yang tidak memiliki akses teknologi, kawan-kawan guru yang berada di daerah 3T. Merekapun dengan segala keterbatasannya dapat berimprovisasi, melakukan inovasi dengan memanfaatkan fasilitas sekedarnya agar tetap bisa melayani anak didik," ujarnya.
Baca juga: Mendikbud Nadiem dan Najwa Shihab Diskusi di Hardiknas 2020, Ini Isinya
Prof. Unifah Rosyidi melanjutkan, "Inilah momentum. Pandemi Covid-19 kita jadikan momentum untuk bangkit bersatu, belajar bersama, tertib bersama, dan bergerak bersama melawan Corona”, melawan kemalasan, melawan ketertinggalan, melawan hal yang semula dirasa tidak mungkin menjadi mungkin."
Terkait hal itu, PGRI mengharapkan kepada pemerintah agar lebih fokus menginvestasikan pada sarana dan prasana agar akses terhadap listrik dan internet makin meluas dan dijangkau masyarakat hingga ke pelosok.
"teknologi" - Google Berita
May 02, 2020 at 10:29PM
https://ift.tt/2KSQ3SX
Hardiknas 2020, PGRI: Guru Tidak Akrab Teknologi Akan Mudah Tergantikan - Kompas.com - KOMPAS.com
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hardiknas 2020, PGRI: Guru Tidak Akrab Teknologi Akan Mudah Tergantikan - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment