JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerapkan inovasi bangunan penangkap sedimen yaitu kantung lumpur bendung tipe pusair. Hal ini dilakukan guna mendukung terciptanya pasokan air yang andal bagi sektor pertanian.
Melansir unggahan Instagram resmi Kementerian PUPR, Senin (3/2/2020), teknologi kantung lumpur ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air pada jaringan irigasi. Teknologi kantung lumpur ini juga memiliki perbedaan dengan bangunan penangkap sedimen atau kantung lumpur konvensional.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Intip Spesifikasi Terowongan Nanjung
Teknologi kantung lumpur yang diterapkan Kementerian PUPR ini dilengkapi dua kompartemen. Tidak hanya itu, teknologi ini juga memiliki dua kali sistem penyaringan sedimen (integrasi sandtrap dan graveltrap) secara hidraulis sehingga sistem operasional kantung lumpur menjadi lebih efektif.
Teknologi kantung lumpur ini juga telah mulai diterapkan di beberapa bendungan di Indonesia. Salah satunya di Bendung Gumbasa di Kota Palu, Sulawesi Tengah sebagai bagian dari program rehabilitasi bangunan air pasca bencana gempa dan likuefaksi atau pencairan tanah tahun 2018 silam.
Baca Juga: Bendung Sabo Dam Kali Woro Siap Tahan Aliran Erupsi Gunung Merapi
Bendung Gumbasa sendiri telah direhabilitasi sejak 2019 lalu dan ditargetkan selesai pada November 2021 mendatang. Bendung ini berfungsi di kawasan hulu Gumbasa untuk mengairi lahan pertanian subur seluas 1.070 hektare. Pekerjaan tahap I rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung ditaksir menelan biaya Rp152 miliar.
(kmj)
"teknologi" - Google Berita
February 03, 2020 at 02:33PM
https://ift.tt/3b7K5cT
Bendung Gumbasa Gunakan Teknologi Kantung Lumpur, Apa Itu? - Okezone Economy
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bendung Gumbasa Gunakan Teknologi Kantung Lumpur, Apa Itu? - Okezone Economy"
Post a Comment