Search

Teknologi Cetak 3D Pencahayaan Masuk Indonesia – Bebas Akses - kompas.id

KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG

Head of Business Development 3D Printing Signify Kevin Raaijmakers sedang menerangkan tentang produk-produk perangkat pencahayaan yang dibuat dengan printer 3 dimensi (3D) dalam ajang “Signify Innovation Day” di Eindhoven, Belanda, Kamis (14/11/2019).

EINDHOVEN, KOMPAS – Salah satu perusahaan raksasa teknologi pencahayaan dunia, Signify, membawa teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) perangkat pencahayaan ke Indonesia. Teknologi terobosan ini memberikan keleluasaan bagi konsumen dalam merancang sendiri produk sesuai kebutuhan sekaligus mendukung prinsip-prinsip ramah lingkungan.

Peluncuran teknologi terbaru itu dilakukan dalam ajang “Signify Innovation Day” yang digelar di Eindhoven, Belanda, Kamis (14/11/2019) waktu setempat. Kompas bersama sejumlah media lain dari Indonesia diundang menghadiri ajang tersebut. Signify dulu dikenal dengan nama Philips Lighting.

Chief Innovation Officer Signify Olivia Qiu mengatakan, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara di luar Belanda yang akan dipasang fasilitas printer 3D ini tahun depan. Dia mengatakan, saat ini, sejumlah perangkat printer tersebut sedang dalam perjalanan menuju Indonesia untuk dipasang di Jakarta.

“Indonesia menjadi negara yang penting bagi Signify karena kami sudah hadir di Indonesia selama hampir 125 tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang besar dan ekonomi yang menjanjikan,” ujarnya.

Baca juga; Melihat Philips Merealisasikan Khayalan

KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG

Fasilitas mesin printer 3D Signify di Maarheeze, Eindhoven, Belanda, Kamis (14/11/2019).

Melalui teknologi tersebut, konsumen dapat memesan berbagai perangkat pencahayaan (luminaires), seperti penutup lampu dan fiting, yang disesuaikan dengan selera dan kebutuhan masing-masing. Proses desain dan pemesanan dilakukan secara daring.

Dari sisi lingkungan, teknologi ini menggunakan material polikarbonat yang dapat didaur ulang. Konsumen dapat mengirim produk lamanya untuk diganti dengan model baru yang dibuat dari bahan produk lama itu.

Venture Manager Signify 3D Printing Coen Liedenbaum mengatakan, jejak karbon produk pencahayaan yang dibuat dari bahan polikarbonat lebih rendah 47 persen ketimbang bahan logam yang dibuat secara konvensional. “Dengan teknologi ini, kami juga bisa lebih mendekatkan lokasi produksi dengan konsumen sehingga jejak karbon dari tranportasi untuk pengapalan produk konvensional bisa ditekan,” katanya.

Dengan teknologi ini, kami juga bisa lebih mendekatkan lokasi produksi dengan konsumen sehingga jejak karbon dari tranportasi untuk pengapalan produk konvensional bisa ditekan

Dia menambahkan, waktu pencetakan setiap produk bervariasi, mulai dari 1,5 jam untuk produk-produk berukuran kecil hingga 4-5 jam untuk ukuran besar dengan desain kompleks. “Konsumen dapat menerima produk mereka dalam waktu dua minggu,” katanya.

KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG

Mesin printer 3D Signify sedang mencetak sebuah penutup lampu, di Eindhoven, Belanda, Kamis (14/11/2019).

Salah satu konsumen pertama produk 3D printing Signify adalah jaringan toko fashion global Marks and Spencer. Oliver Knowles, Research and Development Manager Property Group Marks and Spencer, mengatakan, teknologi ini membantu perusahaannya dalam memenuhi kebutuhan pencahayaan di jaringan toko-toko mereka.

Menurut dia, dengan kemudahan menciptakan penutup lampu dan fiting sendiri, mereka dapat mengoptimalkan efek pencahayaan yang diinginkan sehingga membantu konsumen saat berbelanja di toko mereka. Selain itu, dengan bahan daur ulang, mereka dapat mengganti produk pencahayaan dengan produk baru dari bahan tersebut. “Kami juga tak perlu mengubah desain langit-langit setiap mau mengganti pencahayaan. Ini menjadi efisien dari segi biaya,” katanya.

Selain 3D printing, Signify juga mengembangkan dua inovasi lain, yakni lifi (light fidelity) serta teknologi pencahayaan untuk agrikultur dan akuakultur. Kedua teknologi itu sudah lebih dulu bisa dinikmati di Indonesia.

Lifi generasi terbaru yang disebut Trulifi itu memanfaatkan gelombang cahaya dari lampu sebagai medium komunikasi nirkabel, bukan seperti wifi yang menggunakan gelombang radio. Hal ini memberikan keuntungan kecepatan lebih tinggi (hingga 250 mbps), stabil, dan aman. Aman karena untuk mengakses jaringan itu, perangkat harus berada di ruangan yang tersinari oleh cahaya dari sumber lampu yang sama.

Head of Integrated Communications Signify Indonesia Lea Indra mengatakan, untuk teknologi 3D printing di Indonesia, penempatannya di fasilitas pabrik Signify di Karawang, Jawa Barat. Indonesia menjadi pusat produksi luminaires 3D untuk kawasan Asia Tenggara.

Let's block ads! (Why?)



"teknologi" - Google Berita
November 16, 2019 at 04:38AM
https://ift.tt/2CM0y6s

Teknologi Cetak 3D Pencahayaan Masuk Indonesia – Bebas Akses - kompas.id
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Teknologi Cetak 3D Pencahayaan Masuk Indonesia – Bebas Akses - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.