Search

Teknologi 4.0: Harapan Baru Peningkatan Kinerja Sektor Industri Indonesia - Industry

INDUSTRY.co.id - Sektor Industri dan PDB, Salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia adalah sektor industri.

Per tahun 2019, meski semakin menurun dalam 10 tahun terakhir, sumbangannya masih sekitar 20% terhadap PDB.

Meski masih besar – bahkan no 4 terbesar di dunia sumbangannya terhadap PDB setelah Korea Selatan, Tiongkok dan Jerman, dan nomor 1 di ASEAN – namun jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan tepat, sumbangannya akan semakin turun, dikhawatirkan perannya bisa digantikan oleh sektor jasa.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada tiga sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2019, industri dengan kontribusi sebesar 20,07%, perdagangan 12,20%, dan pertanian 12,65%.

Namun, sektor industri hanya melaju 3,86% per tahun, terendah dibandingkan pertanian dan pertambangan. Angka ini juga lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang berada di level 4,25% (katadata.co.id).

Tidak bisa dipungkiri, pertumbuhan ekonomi yang melambat berdampak juga pada kinerja sektor industri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 hanya mencapai 5,02%.

Ditinjau berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan industri pengolahan kian menciut.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan industri pengolahan kuartal IV-2019 turun menjadi hanya 3,66% secara year-on-year (yoy), dibandingkan kuartal III-2019 yang menyentuh 4,14% yoy.

Secara kumulatif sepanjang tahun lalu, industri pengolahan hanya tumbuh 3,8% yoy, juga turun dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 4,27% (kontan.co.id).

Peranan Industri 4.0

Dalam teori produksi, teknologi menjadi faktor produksi penting, tak terkecuali untuk sektor industri.

Sampai saat ini, teknologi industri telah berkembang pesat, mulai dari tahap mekanisasi, massalisasi dan perakitan, computer dan otomatisasi, sampai sistem siber, IoT maupun teknologi jaringan.

Telah terjadi revolusi industri, dari 1.0 sampai 4.0, telah membawa perubahan yang dahsyat pada model bisnis baru di sektor industri manufaktur.

Menurut menteri perindustrian RI, revolusi industri 4.0 mampu meningkatkan kinerja hingga 50 persen dari sebelumnya terkait dengan pemanfaatan teknologi digital secara terintegrasi.

Penerapan industri 4.0 diyakini akan memacu produktivitas dan kualitas sehingga produk yang dihasilkan lebih inovatif dan kompetitif.

Menurut Haseep et al (2019), dimungkinkan untuk mengatasi semua masalah industri dengan bantuan Industry 4.0.

Industry 4.0 memiliki peran positif dalam menyelesaikan masalah manajemen data dan masalah teknologi lainnya. Karena fitur-fiturnya, Industry 4.0 memiliki efek positif yang signifikan pada peningkatan produk dan layanan (Imran et al. 2018).

Berbagai faktor Industri 4.0 seperti big data, Internet of Things (IoT) dan smart factory memiliki peran positif dalam meningkatkan kinerja yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, penerapan Industri 4.0 dapat meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan dengan menyelesaikan berbagai masalah teknologi.

Teknologi 4.0

Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu Artificial Intelligence, Internet of Things, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Dengan adanya teknologi-teknologi tersebut, bisa mendorong pengembangan pabrik masa depan di era industri 4.0 atau Future Factory 4.0.

Ini menjadi inisiatif yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan manufaktur, termasuk industri kecil dan menengah (IKM), untuk beradaptasi dengan tekanan persaingan global dan perkembangan teknologi terbaru.

Inisiatif ini akan membantu industri untuk memenuhi permintaan konsumen global.

Dalam konteks ini, pemerintah Singapura telah berinvestasi besar dalam subsidi inovasi dan produktivitas untuk membantu produsen mengoptimalkan operasi bisnis.

Itu berarti teknologi dianggap sebagai unsur penting yang perlu diterapkan produsen agar bisnis mereka berhasil.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia tidak bisa tidak juga harus berhadapan dan menyesuaikan dengan teknologi 4.0.

Beberapa teknologi yang diperkirakan akan berkembang dalam tahun-tahun kedepan dan perlu diantisipasi oleh industri seperti: Artificial Intelegence.

Inteligensi Buatan (AI) tidak lagi hanya frase tangkapan industri. Secara sederhana AI memiliki peran bagaimana membuat machine atau software yang memiliki kecerdasan seperti kecerdasan manusia.

Kecerdasan disini bisa meliputi penalaran (reasoning), pengetahuan (knowledge), perencanaan (planning), pembelajaran (learning), komunikasi (communication), persepsi (perception) dan lainnya.

Kita selama ini telah menikmati layanan AI melalui analisis keadaan di lapangan dan memberikan rekomendasi jalur berdasarkan data yang telah dihimpun, yang memudahkan kita menelusuri jalan melalui google map; melaui keberadaan AI, kita bisa berbelanja online (https://esqbs.ac.id/).

Meskpun masih banyak yang meragukan kehebatan AI, namun peran dalam industri semakin nyata. Dengan adanya AI, interaksi dengan pelanggan akan beralih dari model transaksional langsung ke percakapan multi-dimensi yang mencakup berbagai saluran pelengkap.

Di dalam sektor manufaktur, ini bisa berbentuk chatbot AI. Akan muncul realitas augmentasi (augmented reality) kemampuan manusia dalam membuat produk dan layanan.

Chatbots atau 'warga digital' telah memungkinkan atau menambah kemampuan manusia dengan memungkinkan bisnis manufaktur membuat keputusan lebih cepat.

Yang penting adalah kenyataan bahwa chatbot tidak menggantikan elemen manusia dalam layanan pelanggan, melainkan menambahkan nilai dengan menawarkan sentuhan terhadap keinginan pelanggan.

Selain produk manufaktur, AI juga bisa digunakan untuk mendeteksi produk komoditas pertanian dalam hal jenis, kualitas, kapan panen dan berapa jumlahnya. Internet of Thinks (IoT).

IoT erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 karena menjadi salah satu unsur utamanya yang berpengaruh dalam banyak proses perindustrian terutama fungsinya sebagai data miner.

IoT bekerja dalam mencari dan mengumpulkan berbagai data dari lapangan yang akan diolah menjadi data baru yang lebih bermanfaat. Berbagai macam bidang industri dalam era revolusi industri 4.0 terpengaruh akan IoT.

Hal tersebut tentu berdampak baik karena industri bisa menjadi lebih efektif dalam menjalankan kegiatan produksinya.

Seperti dalam beberapa contoh industri berikut dari mulai industri manufaktur, kesehatan, pertanian, otomotif, hingga tata kota.

Bagi industri manufaktur, IoT digunakan sebagai penghubung antar mesin produksi agar berjalan secara efisien. Pemantauan akan alur produksi hingga alur barang juga bisa memanfaatkan IoT agar manajemennya berjalan baik (https://ukirama.com/).

Dalam prinsip kerjanya, IoT menjadi tempat yang mengumpulkan informasi. Sementara AI berperan sebagai mesin yang menganalisa dan memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan informasi tersebut.

Itu semua berati, IoT tak akan berjalan dengan baik jika tidak diiringi dengan AI. Karena AI lah yang bisa menyelesaikan masalahnya dengan cerdas (https://medium.com/).

Guna mengoptimalkan manfaat teknologi, ada teknologi HMI (human machine interface), suatu sistem yang menghubungkan antara manusia dan teknologi mesin.

Semua layout pabrik dan atau proses produksi bisa dikontrol melalui HMI, berupa ko mputer dengan display di Monitor CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan sistem dari layar tersebut.

Selain itu telah dan akan berkembang penggunaan 3D Printing dalam bidang industri. Banyak industri termasuk bidang otomotif telah memanfaatkan 3D Printing untuk mempermudah proses produksi.

Biasanya 3D Printing digunakan pada saat pembuatan prototipe produk yang membutuhkan biaya yang relatif sedikit namun dengan bentuk yang mirip, yang akan memungkinkan produsen memperoleh produk standar dalam jumlah masal.

Teknologi berbasis sensor yang diaktifkan oleh IoT (Internet of Things) kini berkembang pesat di semua sektor. Teknologi sensor menghasilkan data real time yang dapat dipantau dan dikontrol dari jarak jauh dengan jaringan internet, sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dan mempermudah pekerjaan para pelaku industri.

Sensor ini memungkin produsen untuk mengenali, memetakan kondisi alat, input, proses produksi dan produk, yang hasilnya bisa digunakan untuk tindak lajut dan perbaikan.

Industri 5.0

Industri 4.0 ditahun-tahun mendatang akan bergeser ke industri 5.0, dari masalisasi produk menjadi produk yang custom sesuai keinginan pelanggan; dari standardisasi dan efisensi menuju keunikan dan inovasi.

Pada tahun 2023, International Data Corporation (IDC) memperkirakan bahwa ekonomi global pada akhirnya akan mencapai "supremasi digital" dengan lebih dari setengah dari seluruh PDB di seluruh dunia didorong oleh produk dan layanan dari perusahaan yang berubah secara digital.

Revolusi digital ini akan tetap memerlukan sentuhan manusia supaya bisa memenuhi harapan pelanggan milenia yang menginginkan produk unik, spesifik dan adjustable sebagai cerminan diri yang percaya diri, harga diri tinggi serta terbuka terhadap inovasi.

Revolusi digital tidak bisa dihindari, industri perlu menangkap peluang digital atau menghadapi risiko redundansi dalam dunia yang sangat kompetitif, dengan tetap mengandalkan SDM handal untuk menambah nilai produk industri.

Ekonomi Zero Waste Ekonomi zero waste atau ekonomi sirkular merupakan konsep yang sudah lama, namun akhirakhir ini mendapat penguatan dari masyarakat.

Produk ramah lingkungan dari berbagai proses produksi mulai dari input sampai output nya menjadi perhatian konsumen. Ekonomi melingkar adalah konsep sederhana, yang mendasarkan pada penggunaan kembali sumber daya dan pengurangan limbah.

Setiap produk di akhir usia menjadi sumber daya baru dan bukan hanya dibuang. Tidak ada limbah dari sistem ekonomi ini karena limbah bisa menjadi bahan baku alternatif yang dapat digunakan berulang kali dalam siklus produk sirkular.

Oli bekas bisa menjadi bahan baku untuk produk lain, Produsen plastik dapat memasukkan lebih banyak konten daur ulang di setiap unit kemasan yang dijualnya. Ban bekas, bisa diolah kembali menjadi produk lain yang tidak menyisakan limbah pada lingkungan.

Pengurangan energi adalah produk sampingan lain dari ekonomi sirkular dan dengan mengurangi penggunaan energy dan memanfaatkan energi alam (matahari, angin, air) sehingga lingkungan mendapat manfaat dari berkurangnya polusi udara.

Untuk merealisasikan, kedepan akan tersedia teknologi yang ramah lingkungan, yang memungkinkan produsen menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

Customer Focus Dari uraian diatas tampak bahawa teknologi semakin memainkan peran penting dalam industri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan deteksi risiko.

Adalah Rob Stummer (2020) yang menyatakan bahwa telah, sedang dan akan berkembang teknologi ketertelusuran (traceability), dimana teknologi seperti ERP memungkinkan produsen memenuhi tuntutan konsumen akan transparansi makanan sambil meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, merespons, dan bahkan mencegah masalah keamanan pangan.

Meskipun terjadi perubahan teknologi secara massif dan terus menerus, namun satu elemen yang tetap sama yaitu fokus kepada pelanggan.

Bagian penting dari memberikan pengalaman pelanggan yang baik adalah ketergantungan pada interkonektivitas dan alur kerja terintegrasi.

Pada akhirnya, sektor manufaktur telah mengalami pertumbuhan dan perubahan yang konstan dengan diperkenalkannya teknologi baru mulai dari AI hingga IoT.

Dengan teknologi ini produsesn perlu melakukan layanan kepada pelanggan yang menginginkan inovasi, kecepatan waktu respons yang lebih cepat, efisiensi dan tingkat layanan yang terus meningkat.

Untuk itu, perkembangan teknologi di tahun 2020 dan seterusnya akan memampukan produsen mengambil keputusan bisnis sangat memanjakan pelanggan.

Penulis adalah Sony Heru Priyanto, Peneliti President Universit

Let's block ads! (Why?)



"teknologi" - Google Berita
March 18, 2020 at 08:15AM
https://ift.tt/33xmFtV

Teknologi 4.0: Harapan Baru Peningkatan Kinerja Sektor Industri Indonesia - Industry
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Teknologi 4.0: Harapan Baru Peningkatan Kinerja Sektor Industri Indonesia - Industry"

Post a Comment

Powered by Blogger.