Teknologi Deepfake dapat digunakan untuk membuat video palsu. Teknologi ini pertama kali menjadi perhatian luas pada April 2018 ketika komedian Jordan Peele membuat video yang menunjukkan Barack Obama menghina Donald Trump dalam sebuah pidato, padahal pidato tersebut tidak pernah ada.
Teknologi ini dianggap bisa menjadi masalah karena begitu mudah dibuatnya dan cenderung dengan mudah dibagikan (share).
"Deepfakes dapat dibuat oleh siapa saja dengan komputer, akses internet, dan keinginan dalam mempengaruhi pemilihan," kata John Villasenor, profesor di UCLA yang fokus pada kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan keamanan siber seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (16/10/2019). "Mereka adalah alat baru yang memungkinkan penggunaan informasi palsu untuk mempengaruhi pemilihan."
Lalu apa itu deepfakes? Deepfakes menggabungkan antara deep learning dan fake (palsu), yang merupakan bentuk dari kecerdasan buatan. Sederhananya, deepfake adalah adalah video palsu yang dibuat dengan deep learning.
Deep learning sendiri merupakan subset Artificial Intelligence yang menggunakan rumusan algoritma yang dapat mempelajari dan membuat keputusan intelligent sendiri.
"Bahayanya teknologi ini adalah dapat digunakan untuk membuat orang percaya bahwa video itu nyata padahal tidak pernah ada," ujar Peter Singer, ahli strategi keamanan internet di lembaga think tank New America.
Peter Singer bukan satu-satunya ahli yang memperingatkan akan bahaya deepfakes. Ahli teknologi John Villasenor mengatakan kepada teknologi ini "dapat digunakan untuk merusak reputasi seorang kandidat politik dengan membuat kandidat itu tampak mengucapkan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah benar-benar terjadi."
Berlanjut ke halaman 2 >>>
(roy/sef)
"teknologi" - Google Berita
October 16, 2019 at 12:38PM
https://ift.tt/2oN9g0L
Mengenal Deepfake, Teknologi yang Paling Ditakuti AS Saat Ini - CNBC Indonesia
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Deepfake, Teknologi yang Paling Ditakuti AS Saat Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment