Merdeka.com - Di Amerika Serikat, ada sebuah acara yang bernama Shark Tank. Ini adalah acara di mana perusahaan atau wirausahawan diberi kesempatan untuk bertemu para miliuner untuk mempresentasikan idenya, dan jika beruntung, mereka akan mendanai ide tersebut.
Nah, salah satu peserta dari acara ini adalah startup bernama Aira. Idenya adalah sebuah charger nirkabel berbentuk permukaan, yang dapat mengisi baterai perangkat dalam berbagai orientasi. Teknologi ini diberi nama FreePower.
Charger ini dapat mengisi daya smartphone, tablet, wearable seperti smartwatch, serta earpods secara bersamaan.
Caranya adalah menggunakan berbagai jenis kumparan daya nirkabel, sirkuit yang dipatenkan, serta algoritma yang mampu melacak lokasi perangkat di permukaan charger lalu mengaktifkan sebuah "titik pas" di mana charger akan mengisi daya perangkat tersebut.
Dalam situsnya, yang dikutip Phone Arena, Aira menyebut bahwa perangkat ini bisa mengisi daya dengan mengetahui kebutuhan masing-masing perangkat.
"iPhone mungkin membutuhkan lebih banyak daya untuk mengisi daya secara efisien, sedangkan AirPod di sebelahnya mungkin hanya butuh sedikit.
1 dari 2 halaman
Segera Dikembangkan
Dari presentasi tersebut, tiga orang miliuner yakni Kevin O'Leary, Lori Greiner, dan Robert Herjavec memutuskan mendanai Aira dengan nilai USD 500.000 untuk 15 persen dari saham perusahaannya.
Meski demikian, satu miliuner yakni Mark Cuban memutuskan tidak mendanai Aira, karena dirinya telah mengetahui beberapa teknologi yang tingkatannya jauh lebih di atas ketimbang Aira.
Beberapa di antaranya adalah uBeam dan Energous yang keduanya mengembangkan pengecasan yang menghantarkan listrik lewat udara.
Disney bahkan mengembangkan teknologi serupa, di mana diinginkan jika pengunjung wahana Disneyland masuk ke ruangan tertentu, ketika keluar, jumlah baterainya naik secara otomatis.
2 dari 2 halaman
Gagalnya Apple
Sadarkah Anda kalau teknologi ini mirip dengan apa yang ditawarkan Apple beberapa tahun lalu yakni AirPower.
AirPower adalah charger nirkabel serbaguna yang bisa digunakan mengecas beberapa gadget Apple secara bersamaan.
Namun akhirnya muncul berita mencengangkan, di mana Apple membatalkan AirPower. Laporan pertama datang dari TechCrunch, di mana Wakil Presiden Apple bidang Rekayasa Perangkat Keras yakni Dan Riccio, meminta maaf dan menyatakan bahwa AirPower tidak memenuhi standar Apple.
AirPower sendiri telah diperkenalkan pada 12 September 2017, berbarengan dengan diperkenalkannya iPhone X, iPhone 8, dan iPhone 8 Plus. Dijadwalkan, AirPower ini akan rilis pada tahun depannya, yakni 2018. Namun sepanjang tahun lalu tak ada kabar.
Dan Riccio menyebut bahwa "meski setelah banyak sekali upaya, AirPower tidak memenuhi standar tinggi Apple." Usut punya usut, Apple mengungkap pula bahwa permasalahan terjadi di 3D coil yang ada di dalam pad AirPower.
Apple memperkenalkan desain yang cukup ambisius dengan konsep charger nirkabel yang bisa mengecas tiga produk berbeda sekaligus. Tentu ketika coil atau gulungan kawat yang kita kenal di charger nirkabel terlalu dekat satu sama lain, charger sekaligus gadget bisa overheat dan di situasi buruk bisa meledak.
Apple kalah dari sebuah startup kecil? [idc]
Baca juga:
Perluas Pasar, Apple Produksi iPhone Murah di India
Apple Luncurkan Empat iPhone 5G Tahun Depan
Tertuduh, Apple Bantah Kirim Data Browsing Pengguna ke Tiongkok
iPhone SE 2 Akan Dijual 5 Jutaan Saja?
Sepak Terjang Aplikasi Musik iTunes yang Akhirnya 'Dibunuh' Apple
Kantongi Sertifikat, iPhone 11 Siap Dirilis di Indonesia?
Apple Sematkan Sistem Agar iPhone Curian Tak Ada Nilainya
"teknologi" - Google Berita
October 22, 2019 at 02:25PM
https://ift.tt/2oQRNVv
Startup ini Berhasil Buat Teknologi yang Gagal Dikembangkan Apple | merdeka.com - merdeka.com
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Startup ini Berhasil Buat Teknologi yang Gagal Dikembangkan Apple | merdeka.com - merdeka.com"
Post a Comment