Search

"50 Tahun Lalu Belum Ada": Teknologi Jadi Tantangan Murid Bahasa Indonesia Umur 76 - Tempo

Allan Owen kelahiran New South Wales, Australia menemukan 'tantangan' baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di usianya yang ke-76.

Kembali ke kampus di usia 76

  • Allan dari NSW ambil kelas online Bahasa Indonesia supaya aktif di usianya
  • Teknologi jadi tantangan yang tidak terhindarkan
  • Murid usia lebih tua lebih rajin, menurut Dr. Jane Ahlstrand

Bukan tanpa ilmu dasar, Allan sudah terhitung mahir berbahasa Indonesia. Hanya saja, ia belum menggunakannya lagi sejak meninggalkan Jakarta di tahun 1999.

"Satu hal yang mengejutkan saya adalah saya masih ingat banyak walaupun belum menggunakan bahasa itu selama 20 tahun."

Pertama kali Allan belajar Bahasa Indonesia adalah di tahun 1988 selama enam minggu di Wisma Realino, Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan kerja di Jakarta.

"Tujuannya adalah untuk mempersiapkan pekerjaan saya sebagai penasihat Bahasa Inggris sekretariat Bina Desa, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Kampung Melayu," kata Allan lewat email dengan Natasya Salim dari ABC Indonesia.

"Di sana sedikit sekali yang berbicara dalam Bahasa Inggris, jadi saya harus memiliki kemampuan Bahasa Indonesia di tingkat 'survival'."

Allan kini tengah menjalani tahun pertama Diploma Bahasa Modern di University of New England, di kota Armadale New South Wales dan akan lulus pada tahun 2022.

"Allan baik hati dan sabar dan sangat berpengetahuan," kata Jane Ahlstrand, guru dari pria yang juga mengerti ilmu dasar bahasa Italia dan Jepang itu.

Jane sendiri adalah doktor lulusan University of Queensland yang pintar berbahasa Indonesia, dan juga menguasai banyak tari-tarian asal Indonesia.

"Ia suka berbagi pengetahuan di kelas online kami agar murid lainnya yang belajar Bahasa Indonesia tahu lebih banyak tentang sejarah sosial, kebudayaan dan politik Indonesia."

"Allan memiliki rasa hormat tinggi bagi Indonesia dan rakyat-rakyatnya." tambah Jane.

Allan di Indonesia
Allan terakhir menggunakan Bahasa Indonesia di tahun 1999 dan baru mulai belajar lagi tahun ini.

Foto: supplied

Teknologi jadi tantangan

Jane mengatakan bahwa ia salut dengan kemampuan Allan mengingat dengan cepat sebuah kata dan bahkan mengetahui beberapa slang Bahasa Indonesia.

"Saya rasa bahasa yang kita pelajari selalu tersimpan di bagian yang tidak aktif di otak kita. Tapi saya pikir beberapa orang lebih pandai mengaktifkannya kembali," katanya.

"Dan saya kagum dengan kemampuan Allan melakukan hal itu."

Walau berpengetahuan banyak soal Indonesia dan bahasanya, Allan memiliki tantangan yang tidak dapat ia hindari dari mengambil kelas online, yaitu teknologi.

"Luar biasa sekali. Karena memang 50 tahun yang lalu saya mulai belajar dan saya rasa teknologi belum ada," kata Allan.

"Saya harap saya dapat meneruskan dan betul-betul mengerti bagaimana menggunakan teknologi. Saya rasa itu bagian tersulitnya."

Untuk mendukung proses belajarnya, Allan memiliki sebuah laptop di rumahnya yang menurutnya tidak pernah berhenti membuatnya kagum.

Sebagai pengajar online, Jane tidak hanya mengajar bahasa. Ia juga harus mengajar muridnya yang butuh tuntunan dalam mengakses informasi terkait pelajaran di komputer.

"Saya selalu berusaha untuk selalu dapat dihubungi murid. Tapi kami juga memiliki staf bidang komputer yang cepat tanggap di universitas," kata dosen Bahasa Indonesia itu.

"Kalau sedang mengajari murid tentang teknologi, saya melakukannya langkah demi langkah sampai pada titik di mana murid menemukan cara melakukan sesuatu."

Pengalaman Allan Owen belajar bahasa Indonesia lagi juga dianggap unik sehingga Alan ditemani Jane Ahlstrand juga diwawancarai oleh Radio ABC New England North West di kota Armadale baru-baru ini.

Allan dan orang-orang Indonesia
Allan mengatakan bahwa salah satu memori terbaiknya dari Indonesia adalah keramahan orang-orangnya yang tergambar di senyuman mereka.

Foto: supplied

"Murid tua lebih rajin"

Kepada ABC Indonesia, Allan mengatakan bahwa alasannya kembali belajar adalah untuk menjaga agar pikirannya tetap aktif di tengah manfaat lainnya.

"Saya rasa banyak manfaat yang didapat," kata Allan tentang belajar di usia pensiun.

"Saya berharap untuk dapat lebih banyak kepuasan pribadi, bukan hanya dari belajar bahasa, tapi dari tetap sibuk secara membangun di umur 70-an."

Keputusannya untuk kembali ke sekolah dan belajar Bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh sifatnya yang selalu ingin tahu.

"Saya memang orang yang selalu penasaran, ingin tahu. Jadi memang hal ini adalah kelanjutan dari sifat yang memang sudah saya punyai."

Allan yang memiliki catatan pengalaman bekerja di banyak negara Asia yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia dan Timor Leste mengatakan ingin selalu melakukan hal berguna dalam hidup.

"Saya tidak akan hidup selamanya, tapi saya ingin melakukan sesuatu yang berguna, menguntungkan dan menyenangkan." kata Allan.

Meski harus mengeluarkan tenaga lebih untuk belajar teknologi, Jane melihat bahwa murid usia lebih tua justru lebih rajin dari yang lebih muda.

"Saya memiliki beberapa murid yang lebih tua di kelas saya, dan justru mereka biasanya adalah yang rajin dan berkomitmen," kata Jane.

"Mereka benar-benar menghargai nilai belajar. Mereka bisa menjadi panutan bagi murid yang lebih muda yang mungkin 'take things for granted'."


Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia

Let's block ads! (Why?)



"teknologi" - Google Berita
October 21, 2019 at 12:21PM
https://ift.tt/2Mxrmx3

"50 Tahun Lalu Belum Ada": Teknologi Jadi Tantangan Murid Bahasa Indonesia Umur 76 - Tempo
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr

Bagikan Berita Ini

0 Response to ""50 Tahun Lalu Belum Ada": Teknologi Jadi Tantangan Murid Bahasa Indonesia Umur 76 - Tempo"

Post a Comment

Powered by Blogger.