Search

2 Saham Teknologi Penentang Krisis COVID-19 Capai Titik Tertinggi Baru - Investing.com Indonesia

Dengan dunia yang masih terperangkap dalam pergolakan pandemi COVID-19 yang mematikan, sulit untuk memprediksi seberapa mengerikan ekonomi global akan terjadi sebelum semuanya berakhir, serta ke arah mana keputusan akan diambil setelah pandemi ini dapat dilewati. Tetapi bahkan di tengah ketidakpastian ini, kita bisa mendapatkan kejelasan mengenai perusahaan mana yang akan muncul tanpa cedera atau bahkan lebih kuat dari kondisi darurat kesehatan internasional ini.

Dalam bidang teknologi, pemenang terbesar adalah perusahaan yang menyediakan produk dan layanan yang semakin mempercepat transisi ke ekonomi digital.

Aturan kebersihan tambahan yang diberlakukan secara ketat, misalnya, akan mempercepat peralihan ke belanja online. Di lingkungan kerja, teleworking akan menjadi jauh lebih lazim dan pekerjaan-dari-rumah akan terus berlanjut bahkan setelah krisis kesehatan ini berakhir.

Berikut adalah dua saham teknologi teratas yang telah menentang tekanan penjualan yang ekstrem dan sedang mencapai titik tertinggi baru karena permintaan untuk produk dan layanan mereka terus meningkat secara signifikan selama krisis ini.

1. Amazon

Krisis saat ini telah memisahkan Amazon.com Inc (NASDAQ:) dari sisa kumpulan saham teknologi berisiko tinggi setelah menjadi jelas bahwa dunia tidak punya pilihan selain merangkul e-commerce.

Bahkan dengan ekonomi yang tergelincir ke dalam resesi yang dalam dan tingkat pengangguran yang melonjak, konsumen berbondong-bondong mengakses Amazon untuk membeli produk-produk kesehatan dan rumah tangga yang penting sambil mendapatkan bahan makanan yang dikirim melalui layanan seperti Amazon Fresh.

Minggu ini, Amazon mengumumkan rencananya untuk merekrut 75.000 pekerja tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk produk-produknya, setelah mengisi 100.000 posisi sementara dan penuh waktu yang telah diumumkan bulan lalu.

Amazon Weekly Price Chart

Amazon Weekly Price Chart

Selain meningkatnya permintaan e-commerce, bisnis komputasi awan Amazon Web Services milik perusahaan juga diharapkan menemukan permintaan yang lebih tinggi pada saat pandemi memaksa lebih banyak orang untuk bekerja dari rumah, meningkatkan tekanan pada infrastruktur TI perusahaan.

Realitas ekonomi baru ini berarti bahwa para investor di saham Amazon telah sangat diuntungkan oleh kekalahan pasar saat ini. Sementara S&P 500 berada di wilayah negatif untuk tahun ini, Amazon telah melonjak hampir 25% dibandingkan periode yang sama, menjadikannya salah satu dari 10 persentase penambah terbesar di antara komponen S&P.

Keuntungan juga mengangkat Amazon kembali di atas ambang kapitalisasi pasar $1 triliun. Saham melonjak intraday Rabu ke level $2,333.17, rekor untuk raksasa e-commerce. Saham Amazon ditutup masih naik lebih dari 1% di $2307,68.

2. Netflix

Raksasa streaming Netflix Inc (NASDAQ:) adalah raksasa teknologi lain yang muncul secara gamblang sebagai pemenang dalam krisis ini.

Teori populer yang menjelaskan kinerja Netflix dalam lingkungan yang sangat bearish dan tidak pasti ini adalah bahwa Netflix merupakan saham “stay-in-home” yang sempurna, yang berarti Netflix akan menjadi pihak yang diuntungkan dari COVID-19, karena pelanggannya akan menghabiskan lebih banyak waktu di berdiam di rumah sambil menonton konten platform streaming.

Sebelum penutupan kemarin, saham Netflix telah naik sekitar 34% tahun ini, sementara S&P 500 anjlok 12%. Reli hari Rabu melihat kenaikan saham lebih dari 4% mencapai $432,50 sebelum ditutup naik lebih dari 3% pada $426,75.

Netflix Weekly Price Chart

Netflix Weekly Price Chart

Ketahanan tak terduga ini muncul setelah kinerja Netflix yang suram pada tahun 2019, ketika sahamnya tertinggal jauh di belakang lonjakan yang mendorong begitu banyak saham teknologi mega cap mencapai titik ketinggian baru.

Perusahaan riset Pivotal, ketika menaikkan target harganya di Netflix ke ketinggian Street kemarin, mengatakan perusahaan itu memperkuat posisinya sebagai layanan streaming yang dominan selama pandemi COVID-19.

“Kami menaikkan prakiraan pelanggan global Netflix kami secara material tentang kemungkinan pelanggan bruto yang lebih tinggi dan churn pelanggan yang lebih rendah didorong oleh pesanan konsumen global 'tinggal di rumah' selama COVID-19. Perusahaan menaikkan harga target harga akhir tahun menjadi $490 per saham.

“Kami percaya situasi COVID-19 yang disayangkan sedang memperkuat dominasi global langsung-ke-konsumen NFLX yang sebagian didorong oleh pengeluaran konten tambahan yang dimungkinkan oleh basis pelanggan mereka yang besar dan terus bertambah.”

Kesimpulan

Kerusakan ekonomi yang dilakukan oleh pandemi COVID-19 kemungkinan menyebabkan banyak perusahaan berjuang selama berbulan-bulan dan tahun-tahun mendatang. Namun pandemi ini juga menciptakan peluang baru dalam perekonomian untuk layanan yang lebih virtual dan terhubung. Dua nama saham di atas sesuai untuk tujuan tersebut.

Let's block ads! (Why?)



"teknologi" - Google Berita
April 16, 2020 at 01:53PM
https://ift.tt/2Ki94hn

2 Saham Teknologi Penentang Krisis COVID-19 Capai Titik Tertinggi Baru - Investing.com Indonesia
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "2 Saham Teknologi Penentang Krisis COVID-19 Capai Titik Tertinggi Baru - Investing.com Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.