Search

Bagaimana Teknologi Dorong Generasi Milenial Beralih dari Toko Fisik - Medcom ID

Jakarta: Selama satu dekade terakhir, industri ritel telah mengalami perubahan dalam cara beroperasi. Peningkatan eksponensial dalam belanja online telah berdampak signifikan dalam cara pembelanja membeli barang-barang. Pembeli tidak lagi berbelanja hanya dari hari Senin hingga hari Sabtu, di antara jam kantor.
 
Belanja online dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kenyamanan ini telah mendorong lebih banyak orang Indonesia untuk melakukan pembelian online.
 
Data dari GlobalWebIndex menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019. Sebanyak 90 persen pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun di Indonesia telah membeli produk dan layanan secara online.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Transaksi e-commerce di Indonesia juga terus bertumbuh. Menurut Bank Indonesia, empat pasar e-commerce terbesar di Indonesia pada bulan Januari 2020 meraih total penjualan sebesar Rp19,15 triliun, sementara penjualan gabungan dari 14 pasar e-commerce utama mencapai Rp23,27 triliun.
 
Angka ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan bulan Januari 2019. Total transaksi dari empat pasar e-commerce terbesar di Indonesia mencapai Rp12,12 triliun dan total nilai transaksi dari 14 pasar e-commerce utama adalah sebesar Rp15,14 triliun.
 
Evolusi budaya e-commerce khususnya telah memengaruhi satu kategori demografis: generasi milenial. Pusat kegiatan kaum milenial adalah konsumsi teknologi mengingat generasi ini adalah generasi Facebook dan Instagram. Memiliki smartphone terbaru seperti menempati status sosial yang lebih tinggi.
 
Obsesi terhadap teknologi di kalangan milenial ini pada akhirnya mempengaruhi bagaimana penjualan ritel dilakukan di seluruh dunia. Menurut Shopper Vision Study 2020 dari Zebra, 86 persen pembeli milenial mengindikasikan bahwa mereka pergi berbelanja di toko fisik, namun tidak jadi membeli barang, dan akhirnya membeli barang yang sama secara online.
 
Generasi pembelanja online baru ini memiliki daya beli luar biasa yang perlu dipahami oleh para pebisnis ritel jika mereka ingin berhasil. Kita tahu bahwa kaum milenial memegang kendali besar dalam hal penjualan ritel, tetapi layanan apa yang diperlukan pengusaha ritel untuk meraih penjualan dari kaum milenial? Apa teknologi yang menggerakkan pasar milenial?
 
Permintaan Layanan di Antara Generasi Milenial
Agar berhasil menarget kaum milenial, pengusaha ritel harus menempuh jalur omnichannel. Hal ini penting karena akan mendukung strategi pemasaran di semua channel, termasuk online dan offline.
 
Pendekatan omnichannel yang lancar sangat penting untuk meraih penjualan dari kaum milenial karena dapat memberikan konten dan layanan yang dipersonalisasi kepada pelanggan di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
 
Data yang dihasilkan oleh pendekatan ini juga dapat digunakan untuk menganalisis metrik-metrik kunci seperti frekuensi kunjungan toko, pengunjung berulang, jumlah pembelanjaan, serta retensi pelanggan dan kunjungan lintas channel.
 
Munculnya omnichannel ditandai dengan semakin populernya metode ‘click and collect’. Pada intinya, pola pikir generasi milenial yang khas adalah kepuasan instan, yaitu suatu pola pikir “saya harus memilikinya sekarang”.
 
Maka muncul layanan ‘click and collect’. Layanan ini memungkinkan toko untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dengan memungkinkan konsumen untuk melakukan pemesanan online dan kemudian mengambilnya di toko fisik, atau dari toko lokal atau loker.
 
Dalam hal pengambilan di dalam toko, toko itu sendiri menjadi lokasi pengambilan yang ideal dan dengan analitik lokasi, notifikasi bahkan dapat dikirim ke sistem pengambilan toko ketika konsumen ‘click and collect’ mendekat dalam radius tertentu. Notifikasi semacam ini membuat staf bergerak untuk menyiapkan pesanan. Hal ini merupakan bentuk ritel tanpa batas.
 
Area pertumbuhan lain yang digerakkan oleh kaum milenial adalah pengembalian gratis. Bahkan, semakin banyak penjualan e-commerce disertai dengan tawaran pengembalian gratis untuk menghindari konsumen tidak jadi berbelanja karena belum yakin dengan pilihan mereka.
 
Bagaimana Teknologi Dorong Generasi Milenial Beralih dari Toko Fisik?
 
E-commerce telah menciptakan realitas ritel baru. Konsumen mengharapkan pengembalian tanpa batas, yang telah menimbulkan biaya besar bagi pebisnis ritel, yang diperkirakan oleh IHL Group bernilai lebih dari USD600 miliar per tahun.
 
Pengembalian telah lama menjadi titik masalah bagi pengusaha ritel dan karena pengembalian e-commerce berjumlah lebih dari tiga kali lipat dari pengembalian pembelian di dalam toko, pebisnis ritel secara aktif mencari solusi.
 
Beberapa pebisnis ritel progresif menggunakan toko mereka sebagai gudang tambahan, yang menghadirkan pandangan satu pintu akan keseluruhan stok di seluruh lini bisnis di mana pun bisnis itu berada, dan sering memungkinkan pengiriman dan menerima pengembalian langsung ke outlet lokal.
 
Setelah barang dipesan, dikemas, dan siap untuk diambil, saatnya pembayaran dilakukan. Bagi generasi milenial, metode yang disukai adalah pembayaran mobile. Hal ini disebabkan oleh ketidaktertarikan kaum milenial dalam membawa uang tunai. Pengusaha ritel perlu memastikan pembayaran mobile berada di lini depan penawaran mereka agar dapat menarik generasi khusus ini.
 
Mendorong Penjualan Melalui IoT
Mengidentifikasi layanan yang diinginkan oleh generasi milenial adalah tugas yang cukup mudah, tetapi teknologi apa yang dibutuhkan untuk mewujudkannya? Mengelola operasi di balik lini depan toko adalah faktor penting dalam strategi ritel.
 
Inti dari hal tersebut adalah Internet of Things (IoT). Meskipun sebagian besar diskusi seputar IoT mungkin tampak seperti dibesar-besarkan, perangkat yang terhubung bukan hanya berbicara tentang masa depan, perangkat-perangkat ini adalah kenyataan masa kini.
 
Bahkan, Intelligent Enterprise Index 2019 dari Zebra Technologies menemukan hampir 86 persen pembuat keputusan di industri ritel memperkirakan peningkatan pengeluaran IoT mereka selama dua tahun ke depan.
 
Studi ini juga mengungkapkan bahwa pengusaha ritel berinvestasi dalam teknologi IoT, mulai dari sinyal yang mengirimkan pembeli kupon-kupon khusus hingga tag radio frequency identification (RFID) yang melacak inventaris, untuk menyederhanakan, meramaikan dan menyesuaikan pengalaman berbelanja, menghasilkan pendapatan, dan mengurangi biaya.
 
Pebisnis ritel menerapkan platform IoT untuk mentransformasikan data real-time yang didorong oleh visibilitas di seluruh rantai pasokan menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
 
Personalisasi Pengalaman Pelanggan
Selain dari IoT, pembelajaran mesin memainkan peran penting dalam menargetkan generasi milenial. Teknologi ini menggunakan analitik dan model prediktif untuk membantu pebisnis ritel dalam mempersonalisasi pengalaman pelanggan dan meningkatkan permintaan inventaris, perkiraan dan visibilitas.
 
Hasilnya adalah penjualan berulang yang meningkat, serta kepuasan pelanggan yang luar biasa. Poin terakhir ini sangat penting di era digital saat ini di mana kaum milenial dapat memposting ulasan negatif jika mereka merasa diperlakukan tidak adil.
 
Teknologi potensial terakhir yang tersedia untuk para pebisnis ritel adalah otomatisasi. Teknologi ini sering melibatkan identifikasi area di mana tugas-tugas biasa dapat diotomatisasi sehingga membebaskan staf untuk fokus pada layanan pelanggan dan tugas-tugas penjualan untuk meningkatkan konversi.
 
Teknologi ini sangat penting untuk memastikan pesanan dikirimkan secara efisien, inventaris dilacak dengan cermat, tingkat inventaris di dalam toko dapat dipantau dan pelanggan dapat menemukan barang-barang mereka. Otomatisasi dapat digambarkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dalam dunia ritel.
 
Checkout Masa Depan
Generasi milenial sering didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1982 dan 1996, yang merupakan kategori demografi kunci yang paling berpengaruh dalam industri ritel yang tengah berkembang.
 
Hal ini mengartikan bahwa pebisnis ritel harus memberi mereka apa yang mereka inginkan saat mereka menginginkannya. Jika tidak, pengusaha ritel tidak memiliki model bisnis yang berkelanjutan.
 
Cara untuk mencapai tantangan abad ke-21 ini adalah dengan menggunakan teknologi yang tepat, baik di lini depan toko maupun di kantor. Kegagalan untuk melakukan ini dapat menyebabkan kaum milenial berbelanja di tempat lain.
 
(Ben Marvin Tan, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies Asia Pacific)
 

(MMI)

Let's block ads! (Why?)



"teknologi" - Google Berita
April 13, 2020 at 10:08AM
https://ift.tt/2K2czYY

Bagaimana Teknologi Dorong Generasi Milenial Beralih dari Toko Fisik - Medcom ID
"teknologi" - Google Berita
https://ift.tt/2oXVZCr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bagaimana Teknologi Dorong Generasi Milenial Beralih dari Toko Fisik - Medcom ID"

Post a Comment

Powered by Blogger.